Wednesday, June 1, 2016

excavator

EXCAVATOR






video kontruksi excavator

Thursday, May 12, 2016

cara menganalisis kerusakan pada sistem hidrolik

1.        Permasalahan
Beberapa hal yang harus dilakukan atau dicek oleh seorang mekanik sebelum melakukan trouble shooting terhadap komponen sistem hidrolik yang rusak antara lain:
a.         Mencari data permasalahan dari operator tanyakanlah pada operator seperti pertanyaan berikut :
a)        Apa yang dirasakan sebelum terjadi kerusakan pada sistem hidrolik ?
b)        Apakah gangguan tersebut terjadi secara tiba-tiba ?
c)        Pada saat terjadi kerusakan adakah tanda-tanda aneh yang terjadi ? atau ada suara terdengar aneh pada unit ?
d)       Apakah sebelumnya ada masalah pada sistem hidrolik di excavator yang di operasikan ?
e)        Apakah pada cylinder hidrolik ada kebocoran ?

b.        Pengecekan awal sebelum trouble shooting, beberapa hal yang perlu dicek antara lain :
a)        Cek apakah komponen sistem hidrolik dalam keadaan yang baik ?
b)        Cek apakah ada kebocoran pada seal/hose pada komponen sistem hidrolik ?
c)        Cek apakah main control valve mengalami kerusakan ?
d)       Cek keadaan oli hidrolik ?
e)        Cek apakah keadaan silinder hidrolik mengalami kelecetan ?

c.         Pengetesan unit guna mencari kerusakan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi perlu dilakukan pengetesan unit, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain :
a)        Jika sistem hidrolik anda tidak bekerja dengan optimal, jangan dahulu terburu-buru memanggil mekanik. Pertama cek apakah ada kebocoran disistem hidrolik anda. Sering kali sistem hidrolik mengalami kebocoran di silinder hidrolik karena kekurangan pelumas karena adanya kebocoran di seal silinder hidrolik
b)        Ada juga kemungkinan kebocoran di selang-selang (hose) yang ada di sistem hidrolik. Sebelum anda mengganti atau menambah oli hidrolik pastikan tidak ada kebocoran,baik diselang (hose) atau main pump
c)        Gunakan pengukur tekanan untuk mengukur apakah sistem hidrolik punya tekanan yang cukup.
d)       Pastikan main pump bekerja dengan optimal dan menyalurkan oli hidrolik ke main control valve (MCV) dengan baik
e)        Pastikan main control valve (MCV) bekerja dengan optimal dan menyalurkan oli hidrolik ke seluruh sistem hidrolik dengan baik
f)         Pastikan keadaan tabung silinder tidak mengalami kerusakan
Terakhir,memperbaiki sistem hidrolik membutuhkan ilmu yang cukup tinggi tidak ada salahnya anda meminta bantuan kepada teknisi handal untuk melakukan hal ini
PERMASALAHAN SILINDER

a.         Analisis gangguan

Semua excavator menggunakan silinder hidrolik untuk menggerakan bucket, arm dan boom. Silinder hidrolik digunakan untuk mempermudah atau mempercepat sistem kerja di excavator. Di silinder hidrolik terjadi buka tutup piston silinder yang memompa dan menekan oli hidrolik untuk menghasilkan gerak sesuai yang di inginkan oleh operator. Jika di silinder hidrolik terjadi kebocoran di seal silinder hidrolik maka pekerjaan tidak berjalan optimal. Hal ini berarti sistem hidrolik tidak bisa bekerja.

Jika diduga adanya kerusakan pada silinder hidrolik maka analisis gangguan tersebut terletak pada hal-hal berikut ini:

1.        Rod silinder mengalami cacat/tergores

2.        Minyak pelumas yang tidak mencukupi

3.        Minyak pelumas bocor
4.        Seal silinder hidrolik rusak
5.        Piston tidak bekerja dengan baik
Jika dicurigai gangguan silinder hidrolik terletak pada rod silinder dan seal silinder hidrolik, cara pemeriksaan nya dapat dilakukan dengan membuka hose dan melepas rod silinder, apakah rod silinder mengalami cacat dan apakah seal silinder mengalami kerusakan. Jika memang kenyataanya cacat/rusak, harus direpair/diganti dengan yang baru.
Kerusakan ini mungkin pula disebabkan minyak pelumas berkurang dari keadaan normal. Jumlah minyak pelumas harus sesuai dengan ukuran. Ukuran disesuaikan dengan jenis excavator. Oleh sebab itu, dapat ditambahkan minyak pelumas jika minyak pelumas kurang agar excavator bisa bekerja secara optimal. Adapun gangguan yang paling sering mencolok dan sering terjadi adalah kebocoran minyak pelumas pada silinder hidrolik bucket dan pipa-pipa lainya. Hal ini bisa kita lihat jika kita melakukan pemeriksaan. Kebocoran minyak pelumas biasanya tampak adanya tetesan pada silinder hidrolik. Gangguan ini disebabkan adanya seal yang rusak atau ada bagian pipa yang pecah. Sebaiknya untuk mengatasi ini, dilakukan penggantian atau repair.

b.        Penanganan
1.        Jika silinder hidrolik mengalami kebocoran, jangan dahulu melakukan pembongkaran pada silinder hidrolik. Cari tahu dulu penyebab kebocoran sering terjadi, pertama cek apakah rod silinder mengalami kelecetan. Sering kali rod silinder lecet membuat seal rusak dan mengalami kebocoran.
2.        Ada juga kemungkinan kekurangan oli yang menyebabkan silinder hidrolik rusak karena pada selang-selang (hose) silinder hidrolik mengalami kebocoran di seal pipa-pipa. Dan mengakibatkan rod silinder lecet kekurangan pelumas.
3.        Gunakan pengukur tekanan untuk mengukur apakah sistem hidrolik punya tekanan yang cukup. Walaupun ada cairan pelumas/ oli hidrolik, tapi jika tekanan kurang, maka sistem hidrolik tidak bekerja secara optimal.
4.        Tentukan apakah piston silinder hidrolik bekerja dengan baik. Jika piston silinder hidrolik tidak bekerja dengan baik maka tenaga yang dihasilkan dalam usaha silinder hidrolik tidak optimal.
5.        Cek apakah pin pada silinder hidrolik masih dalam keadaan bagus/tidak aus, jika pin dalam keadaan aus ini terjadi karena telat memberi pelumas pada pin silinder hidrolik, ini bisa terjadi putusnya rod silinder pada silinder hidrolik.
6.        Terakhir, memperbaiki sistem hidrolik / silinder hidrolik yang tidak bekerja secara optimal adalah pekerjaan yang cukup membutuhkan ilmu yang tinggi. Tidak ada salahnya anda meminta bantuan kepada mekanik yang profesional atau sudah mahir di bidang sistem hidrolik.
KINERJA SISTEM HIDROLIK


1.         Tekanan Hidrolik menggunakan sebuah pompa (gear pump piston pump No.4) di dalam tangki hidrolik yang digerakkan oleh sebuah motor yang terpasang vertikal diatas tangki hidrolik.

2.         Minyak hidrolik didorong oleh Radial Piston Pump (No.4) melalui sebuah Check Valve (No.9) yang berfungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke pompa penghisap menuju ke Pressure Control Valve/Relief Valve (No. 7) melalui Four Way 2 Ball Valve-Manifold Block (No. 5).

3.         Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control Valve dapat diatur secara manual oleh sebuah Hand Control Valve (No.6) ini, berfungsi  mengatur dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan  mundur, apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau rusak.

4.         Tekanan minyak dalam Pressure Control Valve (No.7) digabung dengan sebuah Solenoid Unloading Valve (No.8) yang dipasang diatas Manifold Block (No.5) mendapat perintah dari Amplifier Card (Relay Control) untuk membuka katupnya pada saat beban screw press naik dan menutupnya pada saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat maju mundur sesuai dengan beban yang distel di amplifier card (relay control) yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui sebuah CT yang terpasang di dalam kotak starter.

5.         Silinder  hidrolik mempunyai  dua jalur sambungan, satu didepan dan satu di belakang. Tekanan minyak yang  masuk ke jalur depan, sumbu silinder hidroliknya mundur, dan yang masuk ke jalur belakang sumbu hidroliknya maju.

6.         Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara otomatis dan teratur oleh pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah Intergral Oil Cooler (No.17), kemudian disaring oleh Return Line Filter (No.12). Minyak hidrolik harus tetap bersih dan tidak berkurang.
7.         Untuk menambah (atau berkurang) tekanan hidrolik dapat dibuka dengan cara memutar baut yang terdapat di Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) secara perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak dapat melihat penunjuknya pada PressureGauge (No.11). Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) dan SolenoidUnloading Valve (No.11) berfungsi untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan Shut Off Valve (No.10) yang berfungsi untuk menutup tekanan hidrolikke Pressure Gauge (No.11). 
8.         Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik didalam tangki dapat dilihat pada Fluid Level Gauge (No.15).
9.         Pengoperasian sistem hidrolik tersebut diatas, jika menghendaki Elektro Motor Hidrolik (No.2) dapat berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus dipasang sebuah Pressure Switch .
10.     Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti, harus pula dipasang akumulator (integral oil cooler No.17 ditiadakan). (catatan: tanpa akumulator sistem hidrolik diatas,tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa hidrolik tetap bekerja).
11.     (Point 9 dan 10 diatas) Dengan menggunakan pressure switch dan akumulator dalam sistem hidrolik ini agar elektrik motor dan pompa hidrolik dapat berhenti sejenak (5-30detik) sangatlah tidak efesien karena biaya perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal.
Adapun elektrik motor dan pompa hidrolik selalu dalm keadaan ON/OFF seketika karena beban ampere teralu tinggi dan suhu panas sehingga mudah terbakar.
Pompa yang digerakkan via fleksibel kopling selalu disentakkan oleh ON/OFF electric motor, maka gigi dan piston pompa cepat rusak dan sompel.
Perawatan akumulator tidak dapat dilakukan sendiri setelah beroperasi selam 1-2 tahun, karena harus diulang dengan gas nitrogen setiap tahun dengan alat suntik khusus-charging kit.






A

div>